Sunday, December 26, 2004

Refleksi Akhir Tahun

Aku cuma bisa katakan kalau tahun ini adalah tahun paling berat yang pernah aku hadapi. Tapi bukan itu yang aku bicarakan di sini. Kali ini aku ingin membicarakan arti suatu persahabatan. Ketika sepanjang tahun ini aku mengalami cobaan berat bertubi-tubi, aku bisa tahu mana teman yang benar-benar teman, dan mana yang memang seharusnya bukan teman. Dari situlah aku mulai sadar, ternyata yang selama ini aku percayai sekali ternyata ular kepala dua. Aku sadar kalo kepercayaan yang aku berikan disalahgunakan dengan sukses...
Ya udah, tak perlu aku membahas hal tersebut, yang pasti thanks buat teman-temanku yang telah membantuku melewati semua itu (Thanks Bro!).

Thursday, December 23, 2004

King of Fruits dan Wong Palembang

Don't judge the book from its cover. Itu yang aku bisa bilang pada buah durian. Itu gara-gara waktu lagi bengong di kebon belakang ternyata pohon durennya lagi berbuah lebat! Wah...asyik dong! Tinggal nunggu sebulan lagi, mungkin sudah bisa dipanen...nyamnyam...enak euy!
Oh ya, btw walaupun buah duren itu terlihat dari luar kelihatan jelek, berduri, trus gak cantik blass, tapi tahukah kawan, kalo buah duren itu kalo udah masak gak pernah jatuhnya nimpa orang yang ada di bawah? Cobalah cari ada tidak orang mati ketimpa duren...paling-paling yang ada orang mati ketimpa pohon duren...hehehe...konon kabarnya buah duren itu punya mata, so kalo mo jatoh mesti liat-liat dulu jatohnya, apa ada orang ato tidak. Itulah baiknya buah durian dibalik buruk rupa bentuknya.
Beda lagi cerita berikut ini. Beberapa hari yang lalu aku pergi ketempat uwakku yang ada di Citeureup. Ada cerita menarik, ketika ditanya tentang rencana lamaran sepupuku. Ternyata rencana tersebut gatot (gagal total). Usut punya usut itu gara-gara neneknya si cewek (calonnya sepupuku) gak srek ama sepupuku karena dia orang palembang. Orang Palembang? Dan, ternyata diusut lagi...itu gara-gara si nenek itu keseringan nonton acara berita kriminal di TV, sialnya kebanyakan muncul berita kejahatan dari kota palembang! Waduh...tu nenek udah keracunan media, benar2 parah!
Ya udah, selama kita tidak belajar dari si buah duren, tetap aja yang namanya prasangka, curiga, dan stereotype buruk akan selalu ada di hati manusia...

Monday, December 13, 2004

One Shoot One Kill

Agak bingung juga minggu ini mau ngomong apa...sebenarnya banyak yang bisa aku omongin, cuma aku harus memilih satu topik yang cukup mengerikan...one shoot one kill! Ih, syerem ya...
Yap, memang serem, karena filosofi ini berasal dari filosofi unit tentara yang paling mematikan, silent, unseen, dan paling efektif, yaitu sniper, atau bahasa TNI-nya penembak runduk.
Unit inilah yang paling jarang kita ketahui selama ini. Bekerja diam-diam, tak pernah nampak batang hidungnya, gak pernah menghamburkan peluru, pintar berkamuflase, dan yang pasti paling ditakuti oleh para komandan dan pimpinan lapangan musuh.
Sebenarnya banyak yang bisa kita ambil pelajaran dari unit sniper ini. Pertama, mereka bekerja efisien. Bayangkan, tugasnya adalah membunuh pimpinan tentara musuh, atau orang-orang yang memiliki peranan penting dalam suatu grup musuh di lapangan. Sekali membunuh, maka moral pasukan musuh langsung down! Dan itu hanya butuh tidak sampai hitungan jari jumlah peluru yang ditembakkan. Pelurunya pun sekali lontar, target mati! Betapa efisiennya...
Kedua, bekerja diam-diam. Musuh tak pernah tahu dimana posisi sniper berada. Setelah selesai melaksanakan misi, secara diam-diam juga sniper meloloskan diri.
Ketiga, kecepatan bukan segalanya. Bila suatu special force (pasukan khusus militer) bekerja dengan cepat dan mementingkan unsur kejutan, sedangkan sniper tidak demikian. Kecepatan gerak bukan hal penting, namun kecermatan gerak yang penting. Bagaimana sniper bergerak tanpa meninggalkan jejak, tanpa terlihat, bahkan jika diserang, ketenangan merupakan unsur terpenting dalam unit ini untuk menangkal serangan.
Keempat, cerdas. Seorang sniper dituntut untuk memahami kondisi lapangan, medan tempur, psikologis musuh, serta mampu membaca situasi.
Saya sebenarnya hanya menyarikan dari buku yang diterbitkan oleh majalah Angkasa, yaitu Sniper (silent & deadly). Tapi yang terpenting dari semuanya ialah bahwa dalam mencapai tujuan, belajarlah dari filosofi dari penembak runduk ini. Saya percaya Anda memahaminya...

Tuesday, December 07, 2004

Just the ordinary week...

Inilah rutinitas harianku di rumah Bogor: Bangun tidur jam 4.45, shalat subuh, trus ngecengin tipi ampe jam 6 (kadang-kadang diselingi buang aer karena sering mules pagi-pagi :) ), bersih-bersih rumah en kadang-kadang sambil ngepel segala, dilanjutkan mandi, trus sedikit leha-leha sambil baca buku ato kadang-kadang maen-maen ama my little dog Piky, agak siangan buka laptop buat ngetik-ngetik sesuatu ato maen game, kadang-kadang bareng Papa ke Jakarta buat ngurusin bisnis baru, ato juga kadang latihan nembak di halaman belakang, ampe sore (ato malem) di rumah nonton bajaj bajuri trus buka laptop lagi buat lanjutan ngetiknya ato kadang buat program, trus malem ampe jam 24 nonton tipi buat memberatkan mata, sblm bobo shalat isa, baru amblas tidur...zzzzz....

Tuesday, November 30, 2004

Hai...hai...

Akhirnya...gw punya weblog juga neh! Just in case, gw bakal ngisi weblog ini hanya seminggu sekali (makanya title-nya jadi the longest weeks, ngutip ucapannya si Field Marshall Erwin Rommel, walau rada beda dikit, hehehe...). Walau cuma seminggu sekali tapi kan isinya cukup banyak merangkum hal-hal yang gw temui dalam satu minggu itu.
Oke deh, minggu depan aku bakal ngisi weblognya en moga-moga ada banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya..